Dalam survei elektabilitas capres lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Ganjar Pranowo masih berada diposisi pertama.
Sementara posisi kedua dan ketiga sontak jadi sorotan. Pasalnya, nomor tiga sekarang beralih ke nomor dua, yaitu Anies Baswedan menggeser posisi Prabowo.
Anehnya, ketika posisi Anies berhasil menggeser Prabowo dan dibawah Ganjar, namun efeknya tidak berdampak pada Nasdem. Pasalnya, posisi Nasdem justru turun 3,8%.
Hal ini sontak mengundang komentar pengarang geotimes, Kajitow Elkayani. Dengan lantang ia mengatakan bahwa Surya Paloh sudah di ‘PRANK’ Anies Baswedan.
“Jadi benar bahwa kemarin ini kayaknya om Surya Paloh ini kena prank ya sama Anies,” Kata Kajitow dikutip dari kanal youtube COKRO TV pada Rabu (21/12/22).
Menurut Kajitow awalnya Surya Paloh mengira jika mundurnya kader Nasdem itu akan diisi oleh para pendukung Anies, namun faktanya justru tidak terjadi.
“Awal-awal memang ada sedikit dampak ya, Nasdem sempat naik. Orang-orang mengaitkan ini dengan Anies Effect. Tapi faktanya, ketika dilakukan survei lagi ternyata suara Nasdem tetep turun,” ungkapnya.
Euforia Anies Baswedan curi start keliling kemana-mana rupannya hanya memberikan dampak sedikit untuk Nasdem.
“Mungkin yang kemarin itu ada semacam anomali, euforia Anies keliling kemana-mana, mungkin itu memberikan dampak sedikit, tapi ternyata tidak permanen. Faktanya di survei indikator ini, suara Nasdem anjlok bahkan dibawah batas aman,” ujarnya.
Baca Juga:CEK FAKTA: Serang Anies, Jokowi Perintahkan Relawan untuk Dukung Ganjar Pranowo, Benarkah?
“Menurut saya Anies Effect itu mungkin ada efeknya tapi malah efek negatif buat partainya Nasdem,” tegasnya.
Berbagai cara yang ditunjukkan Anies, mulai dari jalan-jalan kemana-mana memakai jet pribadi, memanfaatkan rumah ibadah, hingga mengkritik soal batik memperlihatkan bahwa Anies masih memakai cara-cara politik identitas.
“Manufer yang dilakukan oleh Surya Paloh dengan mencuri start, dengan mendeklarasikan Anies lebih dulu, dengan curi kampanye kemana-mana, kalo dulu mereka mengkritisi tentang politik identitas, saat ini mereka malah memfasilitasi seorang bapak politik identitas, inikan sebuah titik balik yang sangat disayangkan.,” ungkapnya.