CEK FAKTA: Video UAS Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Mati Syahid, Benarkah?

Sebuah video viral menunjukkan ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) yang menyamakan aksi bom bunuh diri sebagai mati syahid. Video ini beredar ketika aksi bom bunuh diri baru terjadi di Polsek Astanaanyar Bandung. Namun seperti apa faktanya?

Elvariza O
Kamis, 08 Desember 2022 | 11:13 WIB
CEK FAKTA: Video UAS Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Mati Syahid, Benarkah?
Tangkapan layar cuitan dan video dengan narasi Ustaz Abdul Somad (UAS) menyamakan aksi bom bunuh diri dengan mati syahid. ((Twitter/@kangwaqfi2))

Sebuah bom bunuh diri meledak di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat pada Rabu (7/12/2022). Disebutkan 11 orang menjadi korban dalam peristiwa tersebut, dengan ada satu personel polisi yang meninggal dunia.

Peristiwa ini jelas langsung menjadi buah bibir, apalagi ketika sebuah video kajian Ustaz Abdul Somad ikut viral. Bagaimana tidak? Sebab di video tersebut UAS meminta agar tidak disebut sebagai bom bunuh diri.

Salah satu yang mengunggahnya adalah akun Twitter @kangwaqfi2. "Gerakan bunuh diri, itu pers barat yang mengatakan. Yang betul adalah gerakan mati syahid, bukan mati konyol," tegas UAS, dikutip pada Kamis (8/12/2022).

UAS kemudian menjelaskan dalil di balik pernyataannya. Menurutnya apabila memang diperlukan, maka dipersilakan seorang pejuang untuk masuk ke kelompok musuh dan melakukan perlawanan yang membuat lawannya gentar.

Baca Juga:Ferdy Sambo Kembali Bersaksi di Sidang Obstruction of Justice Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria

"(Jika) dengan masuknya ke situ, gentar musuh, pontang-panting, masuklah engkau ke dalam. Zaman sahabat nabi pakai pedang, zaman sekarang tak pakai pedang, (tapi) letupkan, ledakkan, mati syahid," ungkap UAS.

Ulama kondang itu juga mengkritik penggunaan kata "bom bunuh diri" hingga "mati konyol" yang merupakan wujud antek-antek zionis. Bahkan menurut UAS, penggunaan kata "bencana alam" juga kurang tepat karena merupakan azab dari Allah SWT.

Pengunggah video, @kangwaqfi2, lantas mengkritik ceramah UAS tersebut. Apalagi karena videonya beredar ketika sedang ramai meledaknya bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar yang diduga terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah Bandung.

"Pelaku bom bunuh diri di bandung mati konyol atau mati sahid mad? #bombunuhdiri," cuitnya.

Unggahan ini jelas menuai pro dan kontra mengingat isu terorisme yang masih sangat panas di Indonesia. Namun benarkah yang disampaikan UAS tersebut?

Baca Juga:Jokowi Dicibir Nikahkan 3 Anak Saat Jadi Presiden, Gibran Rakabuming Tegaskan Keluarga Cuma Minta Hal Ini

PENJELASAN

Berdasarkan penelusuran, ternyata video unggahan @kangwaqfi2 tidak sesuai dengan konteks peledakan bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar.

Dilihat di video unggahan kanal YouTube sahabat uas, Abdul Somad mengklarifikasi isi ceramahnya. Ia menegaskan video ceramahnya tersebut telah dipotong dan diviralkan kembali tanpa konteks yang benar.

"Video saya menjawab pertanyaan di An-Nur lebih kurang 3 tahun yang lalu diviralkan lagi. Tapi video itu di-cut, dipotong," terang Abdul Somad dalam video klarifikasinya.

"Saya masih ingat, tempat lokasi masjid itu An-Nur, kajian subuh Sabtu. Pertanyaan jemaah pakai kertas waktu itu, 'Apa pendapat ustaz tentang bom bunuh diri di Palestina?' Begitu bunyi pertanyaannya," sambungnya.

UAS lantas melarang aksi mati syahid di Palestina disamakan dengan bom bunuh diri. "Karena saudara kita yang di Palestina itu bukan bunuh diri, tapi mati syahid," tegas UAS.

Namun video tersebut dipotong seolah UAS mem-framing aksi bom bunuh diri sebagai mati syahid. Lalu video tersebut disebar setiap kali ada kejadian bom bunuh diri, termasuk di Polsek Astanaanyar.

UAS mengingatkan bahwa umat Muslim di Palestina dan luar Palestina memang dibedakan, sebagaimana Nabi yang membedakan antara kaum non-Muslim di Makkah dan Madinah.

"Jadi tak boleh kita sweeping, pukul rata. Non-Muslim yang ada di Palestina, Yahudi, Israel, zionis lagi lebih spesifiknya, itu adalah harbi (perang)," jelas UAS, lalu mengutip penjelasan dari Al Quran.

"Selama mereka (non-Muslim) tidak memerangi kamu, tidak mengusir kamu dari kampung halaman kamu, maka berbuat baiklah kamu pada mereka dan bersikap adil lah kamu pada mereka," imbuhnya.

Sedangkan syarat ini tidak dipenuhi oleh orang Israel yang memerangi serta mengusir orang Palestina dari kampung halaman mereka sendiri. Karena itulah, bila ada umat Muslim Palestina meledakkan diri di antara pasukan Israel dapat dianggap sebagai aksi mati syahid.

Namun patut diingat, hal ini hanya berlaku di Palestina karena umat non-Muslim di sana, yakni dari Israel, berusaha keras untuk memerangi dan mengusir orang Palestina dari tanah kelahiran mereka sendiri.

KESIMPULAN

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa video unggahan akun Twitter @kangwaqfi2 dengan narasi Ustaz Abdul Somad menganggap aksi bom bunuh diri sebagai mati syahid adalah tidak tepat.

Ada kekeliruan konteks di mana pernyataan UAS tersebut ditujukan untuk umat Muslim Palestina yang melakukan aksi bom bunuh diri di antara pasukan Israel.

Sementara penilaian yang serupa tidak berlaku untuk umat Muslim di luar Palestina, apalagi bila orang non-Muslim di sekitarnya tidak memerangi maupun mengusirnya keluar dari kampung halaman.

Video dengan narasi UAS menganggap aksi bom bunuh diri sebagai mati syahid adalah konten yang keliru atau misleading content.

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Politainment

Terkini

Tampilkan lebih banyak