Remaja perempuan usia 12 tahun yang mempolisikan ibu kandung sendiri disebut-sebut ternyata gemar menonton film dewasa bersama teman-teman sekolahnya yang masih duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama).
"Masih nggak nyangka. Dia sering nonton film bo**p sama teman-temannya dan pacaran model begini," cuit ibu anak tersebut dikutip dari unggahan video lewat akun Instagram dengan nama pengguna @lambe_turah pada Kamis, (1/12/2022).
Tidak hanya itu, sang ibu juga mendapati video putrinya saat adu jotos dengan salah satu temannya selepas pulang sekolah.
"Besoknya langsung ke sekolah anak untuk nanya tentang video berantem nya dan minta tindakan guru terhadap teman-teman sekolahnya yang suka ngajakin nonton film bo**p," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, seorang remaja usia 12 tahun tega melaporkan ibu kandungnya sendiri kepada polisi, dengan tuduhan kekerasan kepada anak. Peristiwa tersebut beredar di media sosial dan viral.
Berdasarkan unggahan video akun Instagram @lambe_turah, kejadian itu bermula ketika remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP) tersebut kepergok pacaran oleh sang ibu yang dinilai kelewat batas.
"Berawal dari marahi dan ngasih sedikit pelajaran ke anak cewek kelewat batas. Tapi endingnya ngelaporin ibu sendiri ke polisi atas dugaan kekerasan," ucap narasi pada video dikutip pada Kamis, (1/12/2022).
Perempuan yang tak disebutkan namanya mendapat bukti kelakukan nakal putrinya, lewat pesan WhatsApp (WA) dengan pacar anak.
Melihat isi WA tersebut, hati ibu mana yang tidak tercabik-cabik mengingat putrinya masih remaja namun kelakuannya sudah di luar batas kewajaran.
Baca Juga:Sejarah dan Tema Hari AIDS Sedunia 2022, Diperingati Setiap 1 Desember
Dia bercerita bahwa dirinya merupakan single mother atau janda yang mengurus dua orang anak, tanpa bantuan nafkah dari mantan suami.
Ibu yang sudah banting tulang membesarkan dan mendidik sang anak namun mendapat balasan yang menyakitkan.
"Saya tanya sama anak, pacaran sudah ngapain saja? Isi chat dengan pacar semua itu apa? Saya sampai dongkol nanya anak tetap diam dan melawan," tegasnya.
Mengaku tak kuat lagi mendidik anaknya, ibu bernasib malang itu terpaksa memberitahu dan meminta mantan suaminya untuk menjemput putrinya. Dia percaya, di tangan pengawasan ayah dari anaknya tersebut akan jauh lebih baik.
Sepekan kemudian, perempuan ini merayu putrinya untuk kembali ke rumah mereka karena tak kuat menahan rindu. Anak pun mau kembali ke rumah sebelumnya.
"Tapi ternyata saya salah. Anak saya kasih tahu kalau dia sudah bikin laporan ke polisi didampingi salah satu keluarga mantan suami (omnya)," ungkap perempuan.
Selang beberapa hari surat panggilan dari polisi pun datang.
"Tega kamu nak, tega orang-orang itu juga mempengaruhi kamu buat lakuin hal kaya gini," ucap dia.
Sayangnya, hingga artikel ini ditulis, tidak ada informasi mengenai apa yang terjadi berikutnya. Berdasarkan laporan polisi yang ada di video, peristiwa tersebut terjadi di wilayah Palembang.
Ini Dampak Negatif Remaja Nonton Film Porno!
Di era digital saat ini, anak remaja lebih mudah terpapar konten negatif yang disajikan oleh media. Salah satunya adalah film porno atau film yang bermuatan pornografi.
Dalam film tersebut, ada adegan dewasa yang belum pantas ditonton oleh usia anak dan remaja. Padahal hal itu bisa membuat anak kecanduan yang serupa dengan orang yang kecanduan NAPZA atau obat-obatan terlarang.
Di samping itu, menurut Imelda B. L. Hutapea, selaku Capacity Building Director DEMI KITA, banyak yang tidak sadar bahwa anak remaja yang terpapar konten pornografi, sama saja dengan menonton film tentang eksploitasi para perempuan.
"Sebenarnya itu eksploitasi perempuan. Kalau seseorang tidak respek dengan konsep terkait perempuan, itu akan lebih mudah mengalami adiksi,” ungkapnya dalam acara Webinar Seni Memahami Pra-Remaja (Perilaku Berisiko), Kamis (6/1/2022) lalu.
"Kalau anak remaja sudah bisa belajar menghargai perempuan, mereka nggak akan tega melihat tayangan tersebut," ungkapnya lebih lanjut.
Selain dampak adiksi dan membiarkan adanya eksploitasi perempuan, ada dampak lain yang bisa saja terjadi pada anak remaja, bila sudah kecanduan menonton film pornografi. Dampaknya adalah membuka gerbang awal persepsi aktivitas seksual seseorang.
Dampak ini menggambarkan adanya perilaku yang menyimpang serta perilaku seks berisiko, mulai dari berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom, menggunakan sex toys dengan orang lain. Tentunya, efeknya bisa berisiko tertularnya penyakit menular seksual.
Selain itu, dampak dari kecanduan pornografi bisa membuat anak remaja terganggu dengan aspek hidupnya. Antara lain konsentrasi menjadi terganggu, sehingga apa yang mereka kerjakan tidak berjalan lancar. Lebih parahnya, anak tidak menyukai adanya kegiatan bersosialisasi.
Lebih dari itu, efek psikologis juga terjadi pada anak remaja yang kecanduan pornografi, di mana salah satunya menyebabkan gairah seksual menurun hingga mengalami disfungsi ereksi. Hal itu terjadi karena sudah terbiasa menonton film pornografi.