Pelecehan seksual dan pemerkosaan bisa terjadi pada siapapun. kapanpun dan dimanapun. Relasi kuasa yang membuat ‘atasan’ merasa superior dan menggunakan hak prerogatifnya dengan seenaknya.
Bukan hanya ketika ada kesempatan seorang pelaku pelecehan bisa melakukan aksinya, tapi bisa jadi terencana, tersistematis.
Biasanya orang-orang melakukannya secara sistematis ini adalah ‘predator’ yang punya seribu cara untuk melakukan aksi bejatnya.
Seperti halnya yang terjadi baru-baru ini. Beredar sebuah unggahan yang menginformasikan kekerasan seksual di tempat kerja. Mulanya, kabar tersebut merupakan unggahan story Instagram @tubagusagnia_.
Baca Juga:Pesan Terakhir Briptu Khoirul Anam, Korban Tewas Kecelakaan Helikopter Polri di Babel: OTW Pulang
Kemudian diposting ulang lewat akun Twitter dengan nama pengguna @txtdarisisange.
“Saya akan share cerita ini berdasarkan persetujuan korban dan keluarganya. Tanpa ada paksaan apapun,” cuit narasi pada unggahan dikutip pada Rabu, (30/11/2022).
Pemilik akun bercerita bahwa, kekerasan seksual itu terjadi pada Sabtu, (26/11/2022) di wilayah Bogor, Jawa Barat.
Terduga pelaku merupakan owner di bidang jasa sekaligus seorang MC yang namanya sudah tidak asing lagi di Kota Hujan itu, karena kerap sekali mengisi banyak event. Sedangkan, korban adalah bawahan terduga pelaku.
“Sabtu, 26 November 2022 aksi bejatnya dilakukan. Kebetulan saya bersama 3 orang tim dicabut menjadi tim di salah satu wedding organizer lain. Event kami ada di Sentul. Di hari bersamaan, pelaku mengajak korban untuk LO-MC,” tuturnya.
Baca Juga:Kembali Diadakan Sejak Pandemi Covid-19, MAMA Awards 2022 Justru Dihujani Kritik Netizen Korea
Tak menaruh curiga apapun, korban mengiyakan ajakan terduga pelaku yang meminta datang ke kos terduga, dengan dalih briefing. Kos tersebut juga menjadi basecamp tim WO.
“Korban mengiyakan ajakannya. Dalam kondisi itu korban tidak mengetahui ternyata eventnya pukul 13.00 WIB,” ungkap pemilik akun.
“Di situ kelakuan bejatnya terjadi. Korban bersaksi dipaksa dan tidak bisa berbuat apapun, karena kaget dan tenaga pelaku lebih kuat,” lanjutnya.
Usai melancarkan aksi bejatnya, terduga pelaku meminta korban bekerja profesional serta datang ke acara WO pukul 13.00 WIB tersebut.
Merasa tertekan dengan kondisi yang bercampur aduk, korban lantas menghubungi pemilik akun, meminta untuk dijemput.
“Saya yang sedang event di Sentul, bergegas menjemput korban setelah event selesai. Sepanjang jalan dan sampai malam, korban hanya menangis dan tidak berani untuk speak up ke siapapun. Korban berani cerita ke saya antarkan pulang ke rumah,” katanya.
Sebelum tiba di rumah korban, terduga pelaku ternyata sudah ada di rumah korban. Pemilik akun menyebut kalau terduga pelaku telah mendoktrin keluarga korban dan mengarang cerita yang tidak sesuai fakta. Bahkan, terduga pelaku mengatakan jika korban dan pemilik akun melakukan hal yang melenceng di tempat kerja.
Dengan keadaan mental down dan seisi rumah yang berpihak kepada pelaku, korban pun teriak dan menangis pergi dari rumah. Pelaku membuntuti korban.
Di tengah kaburnya, korban sempat menelpon pemilik akun untuk menjemput lalu diantar ke kos temannya.
“Karena sudah lemas dan tidak bisa berhenti berjalan karena dibuntuti oleh pelaku. Sedangkan korban sudah muak untuk melihat pelaku,” cuitnya.
Keesokan harinya, korban pulang ke rumah dan menceritakan semua kejadian kekerasan seksual yang menimpa dirinya kepada keluarganya.
Tengah malam korban hanya menangis dan tidak mau pulang ke rumah. Rumah yang dianggapnya tempat aman malah menjadi tempat mencekam. Semua cerita yang diputarbalikan oleh terduga pelaku akhirnya terbantahkan dengan pengakuan korban.
Pelaku diminta datang ke rumah korban untuk mengkonfirmasi apa yang terjadi oleh orang tua korban. Tak habis pikir, terduga malah mengatakan bahwa perbuatannya dilakukan suka sama suka.
“Pelaku justru menuduh korban yang nyosor duluan dan memojokan korban seolah korban adalah sosok yang bejat,” ujar dia lagi.
Namun, semua terbantahkan lewat pengakuan korban dan beberapa chat pelaku.
Sampai saat ini, keluarga korban merasa terpukul dan akan berdiskusi untuk jeratan apa yang pantas untuk pelaku. Kabarnya keluarga juga akan melapor ke polisi.
“Karena kelakuannya, saya meminta netizen yang budiman untuk membantu memberi sanksi sosial kepada pelaku,” pintanya.