Pemilihan presiden baru diselenggarakan tahun 2024 tetapi partai-partai politik sudah membentuk poros. Misalnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), koalisi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta Koalisi Perubahan yang bakal mengusung Anies Baswedan.
Namun belakangan koalisi-koalisi ini tampaknya layu sebelum berkembang. Tanda-tanda keretakan terus terlihat, yang belakangan malah diartikan sebagai upaya melanggengkan kekuasaan Presiden Joko Widodo.
Hal ini seperti yang disampaikan akademisi Rocky Gerung. Dilihat Suara Manado di kanal YouTube-nya, Rocky awalnya membahas koalisi Gerindra dan PKB yang diisukan retak usai tidak mencapai kesepakatan soal sosok capres-cawapres.
Diketahui Gerindra sudah mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai capres, sementara PKB juga bersikeras menginginkan Ketum Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai capresnya.
Lalu Rocky juga menyoroti koalisi Anies Baswedan yang gagal deklarasi 10 November 2022 disinyalir akibat ribut-ribut memilih bakal cawapres, sementara KIB yang juga sudah sejak lama diisukan retak.
Dan seluruh momentum inilah yang, menurut Rocky, sudah diincar oleh pihak Istana. Bahkan bisa jadi karut-marut koalisi ini adalah buah dari intrik politik Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya.
"Saya kira Jokowi akhirnya melihat pelemahan di antara mereka dan pelemahan itu bagian dari intrik Istana untuk memperlihatkan bahwa semua ini tidak bermutu," tutur Rocky, dikutip pada Rabu (23/11/2022).
"Anies nggak bermutu karena menunda-nunda, Cak Imin juga nggak bermutu karena bolak-balik ubah keputusan, yang diuntungkan adalah Istana, yang akan bilang, 'Memang cuma Pak Jokowi yang bermutu'," sambungnya.
Menurut Rocky dan Hersubeno, semua manuver yang terjadi untuk menunjukkan kemampuan politik Jokowi sehingga dapat kembali meraih popularitas di kalangan publik.
Baca Juga:KPK Panggil Anggota DPR Muhammad Kadafi dan Bupati Lampung Tengah Terkait Kasus Suap Rektor Unila
"Efek itu yang sedang berlangsung. Diam-diam Istana berupaya untuk memperlihatkan bahwa yang kalian jago-jagoin semuanya itu cemen," kata Rocky.
"Tim Pak Jokowi sekarang lagi riset, bagaimana ide perpanjangan masa jabatan itu betul-betul datang dari keadaan yang nggak ada alternatif," imbuh filsuf yang kerap mengkritik pemerintah tersebut.
Opsi perpanjangan masa jabatan Jokowi memang kerap dinarasikan oleh Rocky Gerung. Namun Jokowi dan orang-orang di sekitarnya sudah pernah menegaskan akan patuh pada konstitusi, yakni presiden hanya boleh menjabat selama dua periode.